DUA LEDAKAN DI MEGA KUNINGAN JAKARTA 17/07/2009 08:51 Liputan6.com, Jakarta: Ledakan terjadi di dua hotel yang terdapat di kawasan Mega Kuningan, Jakarta Selatan, sekitar pukul 07.45 WIB. Kedua hotel tersebut adalah Hotel Ritz Carlton dan Hotel JW Marriot. Sejumlah korban dibawa ke Rumah Sakit Metropolitan Medical Centre (RS MMC) yang terletak di dekat lokasi ledakan. "Korban baru saja dibawa kemari," kata petugas informasi RS MMC, Neti, saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Jumat (17/7). Namun, Neti tidak bisa menyebutkan secara pasti jumlah dari korban tersebut. Selain itu, dia juga tidak memaparkan kondisi korban yang sedang ditangani dalam ruang gawat darurat di rumah sakit tersebut. Berdasarkan informasi yang dihimpun, ledakan kemungkinan berasal dari bagian depan atau bagian bawah (basement) hotel tersebut. Para petugas kepolisian telah berada di lokasi kejadian. Sementara itu, warga dan pegawai yang telah dievakuasi berkerumun di sekitar hotel. (LUC) |
Login
Real Time Clock
Latest topics
Navigasi
Portal
Forum
Anggota
Profil
FAQ
Pencarian
ALAMAT INET MMBC
bc = batamcentre
[ click to toggle ]
Pencarian
Berita Terkini
Top posters
Admin (182) | ||||
DH (122) | ||||
Administrator (20) | ||||
PAT (12) | ||||
yopi_jakarta (6) | ||||
mmbc (3) | ||||
DD (3) | ||||
arya2502 (3) | ||||
JingleJuice (2) | ||||
revoindonesia (2) |
Statistics
Total 373 kiriman artikel dari user in 187 subjects
Total 109 user terdaftar
User terdaftar terakhir adalah namakurr
User Yang Sedang Online
Total 2 uses online :: 0 Terdaftar, 0 Tersembunyi dan 2 Tamu
Tidak ada
User online terbanyak adalah 145 pada Wed 02 Mar 2011, 02:52
IDR dan VALAS
MMBC Blog Select
MMBC Blog RSS Feed
MMBC blog @ blog MMBC blog @ word press MMBC blog @ multiply |
NEWS: Jakarta Kembali Diguncang Teror Bom 17-07-09
Admin- Forum Administrator
Reputasi : 0
Poin : 7370
Banyak Pemposan : 182
Sejak : 17.05.08
Lokasi : Jakarta | Bogor
Status Kawin : 1I2A
Pekerjaan | Profesi : IT
Hobi : 1001
Pesan : Tiap orang adalah pembeli dan penjual
Admin- Forum Administrator
Reputasi : 0
Poin : 7370
Banyak Pemposan : 182
Sejak : 17.05.08
Lokasi : Jakarta | Bogor
Status Kawin : 1I2A
Pekerjaan | Profesi : IT
Hobi : 1001
Pesan : Tiap orang adalah pembeli dan penjual
Jakarta 2009 - Ledakan di Ritz Carlton Mega Kuningan
Admin- Forum Administrator
Reputasi : 0
Poin : 7370
Banyak Pemposan : 182
Sejak : 17.05.08
Lokasi : Jakarta | Bogor
Status Kawin : 1I2A
Pekerjaan | Profesi : IT
Hobi : 1001
Pesan : Tiap orang adalah pembeli dan penjual
Jakarta 2009 - Ledakan di Ritz Carlton Mega Kuningan - 2
Admin- Forum Administrator
Reputasi : 0
Poin : 7370
Banyak Pemposan : 182
Sejak : 17.05.08
Lokasi : Jakarta | Bogor
Status Kawin : 1I2A
Pekerjaan | Profesi : IT
Hobi : 1001
Pesan : Tiap orang adalah pembeli dan penjual
Jakarta 2009 - Ledakan di Ritz Carlton Mega Kuningan - 3
Admin- Forum Administrator
Reputasi : 0
Poin : 7370
Banyak Pemposan : 182
Sejak : 17.05.08
Lokasi : Jakarta | Bogor
Status Kawin : 1I2A
Pekerjaan | Profesi : IT
Hobi : 1001
Pesan : Tiap orang adalah pembeli dan penjual
Jakarta 2009 - Ledakan di Ritz Carlton Mega Kuningan - 4
Admin- Forum Administrator
Reputasi : 0
Poin : 7370
Banyak Pemposan : 182
Sejak : 17.05.08
Lokasi : Jakarta | Bogor
Status Kawin : 1I2A
Pekerjaan | Profesi : IT
Hobi : 1001
Pesan : Tiap orang adalah pembeli dan penjual
Presiden Kutuk Bom, MU Batal ke Indonesia Anggota polisi melakukan penjagan di depan Hotel Ritz Carlton, kawasan Mega Kuningan, Jakarta Selatan, sesaat setelah terjadi ledakan bom, Jumat (17/7). Jumat, 17 Juli 2009 | 14:33 WIB Laporan wartawan KOMPAS Wisnu Nugroho A JAKARTA, KOMPAS.com — Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengutuk keras serangan bahan peledak di depan Hotel JW Marriott dan Hotel Ritz-Carlton yang menewaskan sedikitnya sembilan orang. Menurut Presiden yang berbicara di Istana Jakarta, Jumat (17/7), peristiwa yang terjadi setelah pemilu presiden itu berdampak pada banyak kegiatan di Indonesia. "Apalagi dalam waktu dekat ini klub sepak bola terkenal, Manchester United, sedianya akan main di Indonesia," kata Presiden penuh emosi. Presiden juga meminta pihak-pihak terkait agar segera mengusut tuntas kasus peledakan ini. "Saya bersumpah demi rakyat Indonesia, negara dan pemerintah akan melaksanakan tindakan tegas, tepat, dan benar terhadap pelaku pengeboman berikut otak dan penggeraknya," lanjut Presiden. Yudhoyono juga menginstruksikan kepada Polri, TNI, termasuk gubernur dan wali kota untuk meningkatkan kewaspadaannya. "Penegak hukum harus bisa mencari pelaku penggerak atau otak di balik kekerasan ini." |
Admin- Forum Administrator
Reputasi : 0
Poin : 7370
Banyak Pemposan : 182
Sejak : 17.05.08
Lokasi : Jakarta | Bogor
Status Kawin : 1I2A
Pekerjaan | Profesi : IT
Hobi : 1001
Pesan : Tiap orang adalah pembeli dan penjual
Pelaku Menyaru sebagai Tamu Kamar 1808
Jumat, 17 Juli 2009 | 15:19 WIB
Laporan wartawan KOMPAS.com Inggried Dwi Wedhaswary
JAKARTA, KOMPAS.com — Pihak kepolisian memastikan bahwa pelaku peledakan di Hotel JW Marriott menyaru sebagai tamu di kamar 1808, lantai 18 hotel tersebut. Di kamar tersebut, polisi menemukan bom rakitan.
Saat ditanya apakah pelaku menyaru sebagai tamu, inilah jawaban Kapolda Metro Jaya Irjen Wahyono, "Ya, di 1808," kata Wahyono dalam jumpa pers di lobi Hotel JW Marriott.
Berapa orang pelaku dan penghuni kamar, ia belum bisa memastikan. Demikian pula identitas tamu di kamar 1808 tersebut. "Di (kamar) 1808, masih belum diketahui atas nama siapa," ujarnya.
Polisi juga masih melakukan penyelidikan mendalam, apakah pelaku termasuk di antara enam korban tewas yang ditemukan di TKP, Restoran Sailendra.
Terkait waktu peledakan, informasi resmi disampaikan Wahyono bahwa ledakan pertama terjadi di JW Marriott pukul 07.47 dan kedua di Restoran Airlangga Hotel Ritz-Carlton pukul 07.57. Hingga saat ini, pihak kepolisian masih terus melakukan olah TKP.
Jumat, 17 Juli 2009 | 15:19 WIB
Laporan wartawan KOMPAS.com Inggried Dwi Wedhaswary
JAKARTA, KOMPAS.com — Pihak kepolisian memastikan bahwa pelaku peledakan di Hotel JW Marriott menyaru sebagai tamu di kamar 1808, lantai 18 hotel tersebut. Di kamar tersebut, polisi menemukan bom rakitan.
Saat ditanya apakah pelaku menyaru sebagai tamu, inilah jawaban Kapolda Metro Jaya Irjen Wahyono, "Ya, di 1808," kata Wahyono dalam jumpa pers di lobi Hotel JW Marriott.
Berapa orang pelaku dan penghuni kamar, ia belum bisa memastikan. Demikian pula identitas tamu di kamar 1808 tersebut. "Di (kamar) 1808, masih belum diketahui atas nama siapa," ujarnya.
Polisi juga masih melakukan penyelidikan mendalam, apakah pelaku termasuk di antara enam korban tewas yang ditemukan di TKP, Restoran Sailendra.
Terkait waktu peledakan, informasi resmi disampaikan Wahyono bahwa ledakan pertama terjadi di JW Marriott pukul 07.47 dan kedua di Restoran Airlangga Hotel Ritz-Carlton pukul 07.57. Hingga saat ini, pihak kepolisian masih terus melakukan olah TKP.
Admin- Forum Administrator
Reputasi : 0
Poin : 7370
Banyak Pemposan : 182
Sejak : 17.05.08
Lokasi : Jakarta | Bogor
Status Kawin : 1I2A
Pekerjaan | Profesi : IT
Hobi : 1001
Pesan : Tiap orang adalah pembeli dan penjual
Pelaku Sempat "Ngopi" di Kamar
Jumat, 17 Juli 2009 | 18:33 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com — Berdasarkan keterangan penyidik, diduga pelaku pengeboman di Hotel JW Marriott, Jumat (17/7) pagi, sempat memesan dan minum kopi di kamar 1808 Hotel JW Marriott sebelum menjalankan aksinya.
Dugaan ini muncul karena ditemukan kopi yang belum terlalu dingin di kamar 1808 di lantai 18 Hotel JW Marriott. Seperti diberitakan, di kamar ini pula ditemukan tas koper berisi bom rakitan berdaya ledak rendah (low explosive) yang digabung dengan potongan besi, mur, serta gotri. Bom ini sendiri berhasil dijinakkan dan diurai oleh petugas dari Gegana Polri.
Berdasarkan keterangan sumber Warta Kota di lokasi kejadian, si pelaku keluar kamar setelah ia minum sedikit kopi pesanannya. Koper berisi bom rakitan itu pun sempat dibawa keluar kamar. Namun entah mengapa, pelaku urung membawa koper itu keluar kamar. Koper itu malah ditinggal di kamar.
Selang beberapa menit, orang itu keluar dari kamar dan tak lama kemudian terjadi ledakan.
Diduga kuat pelaku merakit bom sejak beberapa hari sebelum kejadian. Ia memasukkan material untuk merakit bom secara satu per satu. (Irwan Kintoko)
Jumat, 17 Juli 2009 | 18:33 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com — Berdasarkan keterangan penyidik, diduga pelaku pengeboman di Hotel JW Marriott, Jumat (17/7) pagi, sempat memesan dan minum kopi di kamar 1808 Hotel JW Marriott sebelum menjalankan aksinya.
Dugaan ini muncul karena ditemukan kopi yang belum terlalu dingin di kamar 1808 di lantai 18 Hotel JW Marriott. Seperti diberitakan, di kamar ini pula ditemukan tas koper berisi bom rakitan berdaya ledak rendah (low explosive) yang digabung dengan potongan besi, mur, serta gotri. Bom ini sendiri berhasil dijinakkan dan diurai oleh petugas dari Gegana Polri.
Berdasarkan keterangan sumber Warta Kota di lokasi kejadian, si pelaku keluar kamar setelah ia minum sedikit kopi pesanannya. Koper berisi bom rakitan itu pun sempat dibawa keluar kamar. Namun entah mengapa, pelaku urung membawa koper itu keluar kamar. Koper itu malah ditinggal di kamar.
Selang beberapa menit, orang itu keluar dari kamar dan tak lama kemudian terjadi ledakan.
Diduga kuat pelaku merakit bom sejak beberapa hari sebelum kejadian. Ia memasukkan material untuk merakit bom secara satu per satu. (Irwan Kintoko)
Admin- Forum Administrator
Reputasi : 0
Poin : 7370
Banyak Pemposan : 182
Sejak : 17.05.08
Lokasi : Jakarta | Bogor
Status Kawin : 1I2A
Pekerjaan | Profesi : IT
Hobi : 1001
Pesan : Tiap orang adalah pembeli dan penjual
Satpam Sempat Sapa Pengebom Bunuh Diri
Sabtu, 18 Juli 2009 | 18:54 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com - Salah seorang satpam yang juga menjadi korban bom JW Marriott, Dikdik Ahmad Taufik, mengaku sempat menegur seorang pria yang diduga kuat sebagai pengebom bunuh diri.
Saat ditemui di Rumah Sakit Jakarta, Dikdik yang menjabat supervisor security di Marriott menuturkan, pada Jumat (17/7) pagi, dirinya sempat bertemu dengan seorang pria bertopi yang membawa tas dan menyeret koper.
"Saya sempat lihat, sempat ketemu. Saya tegur orang itu sekitar pukul 7.00 pagi lebih lah. Saya sapa dia, 'pagi pak, bisa dibantu', " tutur Dikdik, ketika ditemui di RS Jakarta, Sabtu ( 18/7 ). Menurut Dikdik, pria tersebut sempat menjawab, "Ya saya mau ketemu bos saya". Dikdik kemudian menimpali pertanyaan, "Yang mana, siapa?". Pertanyaan tersebut kembali dijawab oleh pelaku. "Ini, saya mau kasih pesanan".
Berdasarkan penuturan Dikdik, pria itu membawa koper dan tas. Dengan ciri-ciri, warga negara Indonesia, kulit berwarna sawo matang, muka bersih tanpa jenggot, tinggi sekitar 172 cm, dan usia sekitar 25 atau 28 tahun.
"Tingginya sekitar saya lah. Saya tidak ada feeling sama sekali, tidak ada firasat karena sudah di dalam. Karena kan pelakunya sudah di dalam dan sudah melewati metal detector," ujarnya.
Sabtu, 18 Juli 2009 | 18:54 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com - Salah seorang satpam yang juga menjadi korban bom JW Marriott, Dikdik Ahmad Taufik, mengaku sempat menegur seorang pria yang diduga kuat sebagai pengebom bunuh diri.
Saat ditemui di Rumah Sakit Jakarta, Dikdik yang menjabat supervisor security di Marriott menuturkan, pada Jumat (17/7) pagi, dirinya sempat bertemu dengan seorang pria bertopi yang membawa tas dan menyeret koper.
"Saya sempat lihat, sempat ketemu. Saya tegur orang itu sekitar pukul 7.00 pagi lebih lah. Saya sapa dia, 'pagi pak, bisa dibantu', " tutur Dikdik, ketika ditemui di RS Jakarta, Sabtu ( 18/7 ). Menurut Dikdik, pria tersebut sempat menjawab, "Ya saya mau ketemu bos saya". Dikdik kemudian menimpali pertanyaan, "Yang mana, siapa?". Pertanyaan tersebut kembali dijawab oleh pelaku. "Ini, saya mau kasih pesanan".
Berdasarkan penuturan Dikdik, pria itu membawa koper dan tas. Dengan ciri-ciri, warga negara Indonesia, kulit berwarna sawo matang, muka bersih tanpa jenggot, tinggi sekitar 172 cm, dan usia sekitar 25 atau 28 tahun.
"Tingginya sekitar saya lah. Saya tidak ada feeling sama sekali, tidak ada firasat karena sudah di dalam. Karena kan pelakunya sudah di dalam dan sudah melewati metal detector," ujarnya.
Admin- Forum Administrator
Reputasi : 0
Poin : 7370
Banyak Pemposan : 182
Sejak : 17.05.08
Lokasi : Jakarta | Bogor
Status Kawin : 1I2A
Pekerjaan | Profesi : IT
Hobi : 1001
Pesan : Tiap orang adalah pembeli dan penjual
Pelaku Bom Ritz-Carlton Menyusup Lewat Lorong Marriott?
Minggu, 19 Juli 2009 | 12:59 WIB
Laporan wartawan KOMPAS.com Hindra
JAKARTA, KOMPAS.com — Seorang saksi mata di lapangan menduga, pelaku bom bunuh diri di Ritz-Carlton, Jumat (17/7) pagi lalu, berhasil masuk ke dalam hotel tersebut dengan melintasi lorong penghubung antara JW Marriott-Ritz-Carlton.
Dikatakan saksi tersebut, dirinya sempat melihat pria misterius tersebut keluar dari lorong tersebut beberapa saat setelah JW Marriott meledak. Bahkan, saksi yang enggan disebut namanya tersebut dapat menggambarkan ciri-ciri fisik pria misterius tersebut, seperti tinggi badan 170 meter dan potongan rambut disisir ke samping.
Berdasarkan pengakuannya, setelah keluar dari lorong tersebut, pria yang membawa tas ransel serta menggeret tas troli langsung menuju Restoran Airlangga. Benarkah demikian?
Kadiv Humas Markas Besar Polri Irjen Pol Nanan Sukarna belum dapat memastikan hal tersebut. "Lorong tersebut kan hanya digunakan untuk karyawan," ujar Nanan singkat kepada para wartawan, Minggu (19/7) di Jakarta.
Nanan menambahkan, pihaknya belum dapat menjelaskan kronologis meledaknya kedua bom di dua hotel mewah asal Amerika Serikat tersebut. "Setelah berhasil mengungkapkan kasus ini, kami janji akan menjelaskan detail kronologisnya," ujar Nanan.
Minggu, 19 Juli 2009 | 12:59 WIB
Laporan wartawan KOMPAS.com Hindra
JAKARTA, KOMPAS.com — Seorang saksi mata di lapangan menduga, pelaku bom bunuh diri di Ritz-Carlton, Jumat (17/7) pagi lalu, berhasil masuk ke dalam hotel tersebut dengan melintasi lorong penghubung antara JW Marriott-Ritz-Carlton.
Dikatakan saksi tersebut, dirinya sempat melihat pria misterius tersebut keluar dari lorong tersebut beberapa saat setelah JW Marriott meledak. Bahkan, saksi yang enggan disebut namanya tersebut dapat menggambarkan ciri-ciri fisik pria misterius tersebut, seperti tinggi badan 170 meter dan potongan rambut disisir ke samping.
Berdasarkan pengakuannya, setelah keluar dari lorong tersebut, pria yang membawa tas ransel serta menggeret tas troli langsung menuju Restoran Airlangga. Benarkah demikian?
Kadiv Humas Markas Besar Polri Irjen Pol Nanan Sukarna belum dapat memastikan hal tersebut. "Lorong tersebut kan hanya digunakan untuk karyawan," ujar Nanan singkat kepada para wartawan, Minggu (19/7) di Jakarta.
Nanan menambahkan, pihaknya belum dapat menjelaskan kronologis meledaknya kedua bom di dua hotel mewah asal Amerika Serikat tersebut. "Setelah berhasil mengungkapkan kasus ini, kami janji akan menjelaskan detail kronologisnya," ujar Nanan.
Admin- Forum Administrator
Reputasi : 0
Poin : 7370
Banyak Pemposan : 182
Sejak : 17.05.08
Lokasi : Jakarta | Bogor
Status Kawin : 1I2A
Pekerjaan | Profesi : IT
Hobi : 1001
Pesan : Tiap orang adalah pembeli dan penjual
Polisi Cocokkan Potongan Kepala dengan Penghuni Kamar 1808
Minggu, 19 Juli 2009 | 13:31 WIB
Laporan wartawan KOMPAS.com Hindra
JAKARTA, KOMPAS.com - Kadiv Humas Markas Besar Irjen Pol Nanan Sukarna mengatakan, pihaknya akan mencocokkan potongan kepala yang ditemukan di Hotel JW Marriott dan Ritz-Carlton dengan identitas penghuni kamar 1808 JW Marriott.
Dengan demikian, pelaku identitas akan semakin jelas. "Kami juga akan merekonstruksi wajah tersebut dan menanyakannya kepada resepsionis dan saksi-saksi lainnya," ujar Nanan kepada para wartawan di Jakarta.
Terkait tawaran kerja sama yang ditawarkan oleh pemerintah Australia dan Amerika Serikat, Nanan menanggapinya positif. Namun, kata Nanan, pihak kepolisian saat ini masih dapat menggunakan sarana dan prasarana yang dimilikinya. "Tapi, kerja sama rutin antara kepolisian Indonesia dengan negara-negara lainnya tetap berjalan, seperti program pendidikan, dan lainnya."
Minggu, 19 Juli 2009 | 13:31 WIB
Laporan wartawan KOMPAS.com Hindra
JAKARTA, KOMPAS.com - Kadiv Humas Markas Besar Irjen Pol Nanan Sukarna mengatakan, pihaknya akan mencocokkan potongan kepala yang ditemukan di Hotel JW Marriott dan Ritz-Carlton dengan identitas penghuni kamar 1808 JW Marriott.
Dengan demikian, pelaku identitas akan semakin jelas. "Kami juga akan merekonstruksi wajah tersebut dan menanyakannya kepada resepsionis dan saksi-saksi lainnya," ujar Nanan kepada para wartawan di Jakarta.
Terkait tawaran kerja sama yang ditawarkan oleh pemerintah Australia dan Amerika Serikat, Nanan menanggapinya positif. Namun, kata Nanan, pihak kepolisian saat ini masih dapat menggunakan sarana dan prasarana yang dimilikinya. "Tapi, kerja sama rutin antara kepolisian Indonesia dengan negara-negara lainnya tetap berjalan, seperti program pendidikan, dan lainnya."
Admin- Forum Administrator
Reputasi : 0
Poin : 7370
Banyak Pemposan : 182
Sejak : 17.05.08
Lokasi : Jakarta | Bogor
Status Kawin : 1I2A
Pekerjaan | Profesi : IT
Hobi : 1001
Pesan : Tiap orang adalah pembeli dan penjual
Bom Marriott II Identik dengan Bom Bali
Kadiv Humas Polri Nanan Soekarna.
19/07/2009 13:19
Liputan6.com, Jakarta: Polisi memastikan jenis bom yang meledak di Hotel JW Marriott dan Hotel Ritz Carlton, Jumat (17/7) silam, identik dengan bom di Cilacap dan Bali. Dengan demikian, besar kemungkinan pelaku serangan berasal dari jaringan yang sama. Namun demikian, polisi belum memastikan kelompok yang dimaksud adalah Jamaah Islamiyah atau jaringan baru. "Tapi juga tetap kelompok lain pun tetap dicari (kemungkinannya)," ujar Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Polri Inspektur Jenderal Polisi Nanan Soekarna di Jakarta Media Center, Mega Kuningan, Jakarta Selatan, Ahad (19/7).
Nanan juga mengatakan, polisi sudah memeriksa 35 saksi terkait serangan Bom Marriott II. Namun, Nanan tidak merinci identitas setiap saksi. Isu lorong rahasia penghubung Ritz Carlton-JW Marriott yang digunakan pelaku pun dibantah Nanan. Berita selengkapnya, simak video. (ZAQ)
Kadiv Humas Polri Nanan Soekarna.
19/07/2009 13:19
Liputan6.com, Jakarta: Polisi memastikan jenis bom yang meledak di Hotel JW Marriott dan Hotel Ritz Carlton, Jumat (17/7) silam, identik dengan bom di Cilacap dan Bali. Dengan demikian, besar kemungkinan pelaku serangan berasal dari jaringan yang sama. Namun demikian, polisi belum memastikan kelompok yang dimaksud adalah Jamaah Islamiyah atau jaringan baru. "Tapi juga tetap kelompok lain pun tetap dicari (kemungkinannya)," ujar Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Polri Inspektur Jenderal Polisi Nanan Soekarna di Jakarta Media Center, Mega Kuningan, Jakarta Selatan, Ahad (19/7).
Nanan juga mengatakan, polisi sudah memeriksa 35 saksi terkait serangan Bom Marriott II. Namun, Nanan tidak merinci identitas setiap saksi. Isu lorong rahasia penghubung Ritz Carlton-JW Marriott yang digunakan pelaku pun dibantah Nanan. Berita selengkapnya, simak video. (ZAQ)
Admin- Forum Administrator
Reputasi : 0
Poin : 7370
Banyak Pemposan : 182
Sejak : 17.05.08
Lokasi : Jakarta | Bogor
Status Kawin : 1I2A
Pekerjaan | Profesi : IT
Hobi : 1001
Pesan : Tiap orang adalah pembeli dan penjual
Wah, Giliran Hotel Four Seasons Diancam Bom
Minggu, 19 Juli 2009 | 13:18 WIB
Laporan wartawan KOMPAS.com Hindra
JAKARTA, KOMPAS.com — Hotel Four Seasons yang terletak di kawasan Setiabudi, Jakarta Selatan, Minggu (19/7) pagi ini, diancam akan diledakkan. Ancaman ini disampaikan oleh pihak tak dikenal.
Sontak tim Gegana diturunkan ke hotel yang biasa dikunjungi oleh orang asing tersebut. Namun, hasilnya nihil. Ketika hal ini dikonfirmasikan ke Mabes Polri, Kadiv Humas Markas Besar Polri Irjen Pol Nanan Sukarna mengatakan belum menerima laporan tersebut.
Nanan pun langsung menugaskan seorang asistennya. Hasilnya juga nihil. "Biasanya kalau ancaman, malah tidak benar," ujar Nanan.
Berdasarkan pengalaman sejak bom Bursa Efek Jakarta (sekarang Bursa Efek Indonesia) hingga peristiwa Bom Mega Kuningan 2009, pelaku bom tidak pernah memberikan peringatan lebih dahulu.
Minggu, 19 Juli 2009 | 13:18 WIB
Laporan wartawan KOMPAS.com Hindra
JAKARTA, KOMPAS.com — Hotel Four Seasons yang terletak di kawasan Setiabudi, Jakarta Selatan, Minggu (19/7) pagi ini, diancam akan diledakkan. Ancaman ini disampaikan oleh pihak tak dikenal.
Sontak tim Gegana diturunkan ke hotel yang biasa dikunjungi oleh orang asing tersebut. Namun, hasilnya nihil. Ketika hal ini dikonfirmasikan ke Mabes Polri, Kadiv Humas Markas Besar Polri Irjen Pol Nanan Sukarna mengatakan belum menerima laporan tersebut.
Nanan pun langsung menugaskan seorang asistennya. Hasilnya juga nihil. "Biasanya kalau ancaman, malah tidak benar," ujar Nanan.
Berdasarkan pengalaman sejak bom Bursa Efek Jakarta (sekarang Bursa Efek Indonesia) hingga peristiwa Bom Mega Kuningan 2009, pelaku bom tidak pernah memberikan peringatan lebih dahulu.
Admin- Forum Administrator
Reputasi : 0
Poin : 7370
Banyak Pemposan : 182
Sejak : 17.05.08
Lokasi : Jakarta | Bogor
Status Kawin : 1I2A
Pekerjaan | Profesi : IT
Hobi : 1001
Pesan : Tiap orang adalah pembeli dan penjual
RI Koordinasikan Pencarian Noordin Top dengan Malaysia
Minggu, 19 Juli 2009 08:57 WIB
RI Koordinasikan Pencarian Noordin Top dengan Malaysia
Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah Indonesia terus mengintensifkan pencarian buronan nomor satu pelaku serangkaian teror bom Noordin M Top, termasuk berkoordinasi dengan Pemerintah Malaysia, karena Noordin memang berasal dari Malaysia.
"Ya...kami tentu sudah dan terus berkomunikasi, berkoordinasi dengan pemerintah serta aparat Malaysia, untuk mencari dan membekuk Noordin M Top," kata Kepala Desk Antiteror Kementerian Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan Irjen Pol Ansyaad Mbai kepada ANTARA News di Jakarta, Minggu.
Tak hanya itu. Saat ini area pencarian Noordin M Top juga diperluas tidak saja di daerah-daerah yang ditengarai sebagai lokasi persembunyian jaringan Noordin M Top seperti Jawa dan Sumatra, tetapi juga wilayah lain di Indonesia, tutur Ansyaad.
Ia mengemukakan, koordinasi antara Pemerintah RI dan Malaysia juga difokuskan pada aliran dan sumber dana, racikan bahan peledak yang digunakan dan lainnya.
"Dari segala aspeklah kami koordinasikan terus," ujar Ansyaad menambahkan.
Ia mengemukakan, berdasarkan temuan dan modus operandi terkait pemboman di Mega Kuningan Jumat (17/7) pagi, Noordin M Top dan jaringannya dapat ditetapkan berada di balik aksi teror tersebut.
Akan tetapi, lanjut dia, ini masih perlu analisis mendalam.
Tak hanya dengan Malaysia, Pemerintah dan aparat RI pun berkoordinasi dengan beberapa negara mengingat aksi terorisme termasuk yang terjadi di Hotel JW Marriott dan Hotel Ritz Carlton pada Jumat (17/7) pagi, merupakan kejahatan kemanusiaan.
Aksi teror bom di kedua hotel berbintang itu, menewaskan sembilan orang dan 53 lainnya luka-luka. Dari 53 korban terluka itu 16 adalah warga asing dan 37 warga negara Indonesia.
Ke-16 warga asing yang terluka itu berasal dari Amerika Serikat enam orang, Belanda (dua orang), Kanada (dua orang), Korea Selatan (dua orang), India, Selandia Baru dan Norwegia masing-masing satu orang. (*)
Minggu, 19 Juli 2009 08:57 WIB
RI Koordinasikan Pencarian Noordin Top dengan Malaysia
Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah Indonesia terus mengintensifkan pencarian buronan nomor satu pelaku serangkaian teror bom Noordin M Top, termasuk berkoordinasi dengan Pemerintah Malaysia, karena Noordin memang berasal dari Malaysia.
"Ya...kami tentu sudah dan terus berkomunikasi, berkoordinasi dengan pemerintah serta aparat Malaysia, untuk mencari dan membekuk Noordin M Top," kata Kepala Desk Antiteror Kementerian Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan Irjen Pol Ansyaad Mbai kepada ANTARA News di Jakarta, Minggu.
Tak hanya itu. Saat ini area pencarian Noordin M Top juga diperluas tidak saja di daerah-daerah yang ditengarai sebagai lokasi persembunyian jaringan Noordin M Top seperti Jawa dan Sumatra, tetapi juga wilayah lain di Indonesia, tutur Ansyaad.
Ia mengemukakan, koordinasi antara Pemerintah RI dan Malaysia juga difokuskan pada aliran dan sumber dana, racikan bahan peledak yang digunakan dan lainnya.
"Dari segala aspeklah kami koordinasikan terus," ujar Ansyaad menambahkan.
Ia mengemukakan, berdasarkan temuan dan modus operandi terkait pemboman di Mega Kuningan Jumat (17/7) pagi, Noordin M Top dan jaringannya dapat ditetapkan berada di balik aksi teror tersebut.
Akan tetapi, lanjut dia, ini masih perlu analisis mendalam.
Tak hanya dengan Malaysia, Pemerintah dan aparat RI pun berkoordinasi dengan beberapa negara mengingat aksi terorisme termasuk yang terjadi di Hotel JW Marriott dan Hotel Ritz Carlton pada Jumat (17/7) pagi, merupakan kejahatan kemanusiaan.
Aksi teror bom di kedua hotel berbintang itu, menewaskan sembilan orang dan 53 lainnya luka-luka. Dari 53 korban terluka itu 16 adalah warga asing dan 37 warga negara Indonesia.
Ke-16 warga asing yang terluka itu berasal dari Amerika Serikat enam orang, Belanda (dua orang), Kanada (dua orang), Korea Selatan (dua orang), India, Selandia Baru dan Norwegia masing-masing satu orang. (*)
Admin- Forum Administrator
Reputasi : 0
Poin : 7370
Banyak Pemposan : 182
Sejak : 17.05.08
Lokasi : Jakarta | Bogor
Status Kawin : 1I2A
Pekerjaan | Profesi : IT
Hobi : 1001
Pesan : Tiap orang adalah pembeli dan penjual
Polri Periksa 35 Saksi Terkait Bom Marriott dan Ritz-Carlton
Senin, 20 Juli 2009 | 01:16 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com - Kepolisian RI telah meminta keterangan 35 orang saksi guna mengungkap identitas dua pelaku bom bunuh diri di hotel JW Marriott dan Ritz-Carlton, Jumat (17/7) pagi.
"Untuk mengungkap ciri-ciri dan identitas pelaku, sudah 35 saksi diperiksa. Mereka yang dimintai keterangan ini adalah orang-orang yang berada dekat dengan lokasi saat peristiwa terjadi," kata Kepala Divisi Humas Polri, Irjen Pol Nanan Soekarna dalam jumpa pers di Media Crisis Center, Mall Belagio, Jakarta, Minggu (19/7).
Menurut Nanan, pihaknya telah memintai keterangan sejumlah saksi yang berada dekat di sekitar lokasi kejadian, antara lain karyawan dan staf kedua hotel mewah itu. Selain itu, kata dia, dalam mengembangkan penyidikan untuk mencari pelaku bom bunuh diri, penyidik juga terus mengidentifikasi dua wajah korban yang diduga pelaku bom bunuh diri tersebut.
"Kini polisi terus mengembangkan penyidikan siapa pelaku bom bunuh diri itu," katanya tanpa merinci siapa ke-35 orang itu. Nanan menjelaskan, mengenai temuan rangkaian bom aktif di kamar 1808 hotel JW Marriot pada Jumat (17/7), merupakan penemuan barang bukti yang digunakan sebagai pertimbangan penyidik.
Hal itu guna memastikan bahwa pelaku peledakan masih kelompok yang sama dengan kelompok Cilacap, mengingat saat penggerebekan pada beberapa waktu lalu juga ditemukan rangkaian bom yang sama dengan rangkaian bom seperti di kamar 1808 tersebut. "Kalau identik berarti bisa disimpulkan yang bikin masih satu sekolah. Metodenya juga sama," ujar Nanan.
Bom bunuh diri di dua hotel mewah, JW Marriott dan Ritz-Carlton, menewaskan sembilan orang dan melukai 53 lainnya. Jajaran reserse di Markas Besar Polri terus menggelar rapat marathon sejak kejadian Jumat, 17 Juli lalu untuk mengungkap siapa dalang atau kelompok mana yang terlibat aksi keji ini.
Senin, 20 Juli 2009 | 01:16 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com - Kepolisian RI telah meminta keterangan 35 orang saksi guna mengungkap identitas dua pelaku bom bunuh diri di hotel JW Marriott dan Ritz-Carlton, Jumat (17/7) pagi.
"Untuk mengungkap ciri-ciri dan identitas pelaku, sudah 35 saksi diperiksa. Mereka yang dimintai keterangan ini adalah orang-orang yang berada dekat dengan lokasi saat peristiwa terjadi," kata Kepala Divisi Humas Polri, Irjen Pol Nanan Soekarna dalam jumpa pers di Media Crisis Center, Mall Belagio, Jakarta, Minggu (19/7).
Menurut Nanan, pihaknya telah memintai keterangan sejumlah saksi yang berada dekat di sekitar lokasi kejadian, antara lain karyawan dan staf kedua hotel mewah itu. Selain itu, kata dia, dalam mengembangkan penyidikan untuk mencari pelaku bom bunuh diri, penyidik juga terus mengidentifikasi dua wajah korban yang diduga pelaku bom bunuh diri tersebut.
"Kini polisi terus mengembangkan penyidikan siapa pelaku bom bunuh diri itu," katanya tanpa merinci siapa ke-35 orang itu. Nanan menjelaskan, mengenai temuan rangkaian bom aktif di kamar 1808 hotel JW Marriot pada Jumat (17/7), merupakan penemuan barang bukti yang digunakan sebagai pertimbangan penyidik.
Hal itu guna memastikan bahwa pelaku peledakan masih kelompok yang sama dengan kelompok Cilacap, mengingat saat penggerebekan pada beberapa waktu lalu juga ditemukan rangkaian bom yang sama dengan rangkaian bom seperti di kamar 1808 tersebut. "Kalau identik berarti bisa disimpulkan yang bikin masih satu sekolah. Metodenya juga sama," ujar Nanan.
Bom bunuh diri di dua hotel mewah, JW Marriott dan Ritz-Carlton, menewaskan sembilan orang dan melukai 53 lainnya. Jajaran reserse di Markas Besar Polri terus menggelar rapat marathon sejak kejadian Jumat, 17 Juli lalu untuk mengungkap siapa dalang atau kelompok mana yang terlibat aksi keji ini.
Admin- Forum Administrator
Reputasi : 0
Poin : 7370
Banyak Pemposan : 182
Sejak : 17.05.08
Lokasi : Jakarta | Bogor
Status Kawin : 1I2A
Pekerjaan | Profesi : IT
Hobi : 1001
Pesan : Tiap orang adalah pembeli dan penjual
Kerabat Tak Yakin Bahrudin Terlibat Aksi Terorisme
Minggu, 19 Juli 2009 22:28 WIB | Peristiwa | Politik/Hankam | Dibaca 484 kali
Cilacap (ANTARA News) - Kerabat Bahrudin Latif tak yakin kalau pemilik Pondok Pesantren "Al-Muaddib" di Desa Pasuruhan, Kecamatan Binangun, Cilacap, Jawa Tengah, terlibat aksi terorisme dan pengeboman di Mega Kuningan, Jakarta, pada Jumat (17/7) silam.
"Saya tak percaya kalau Pak Bahrudin terlibat terorisme karena keseharian beliau sibuk di pesantren. Namun, kalau memang terlibat, itu di luar sepengetahuan saya," kata Pimpinan Yayasan Dakwah Islam "Al-Muaddib", Mahfudz saat dihubungi ANTARA, Minggu malam.
Dia mengaku sulit mempercayai keterlibatan Bahrudin dalam aksi terorisme meski di pekarangan rumah Bahrudin ditemukan bahan peledak yang konon mirip dengan bom yang meledak di Mega Kuningan.
Menurut dia, sosok Bahrudin sangat perhatian terhadap pesantren yang kondisinya sering kali kekurangan.
"Untuk kebutuhan operasional, pesantren ini selalu minus hingga Rp2,5 juta setiap bulannya. Pak Bahrudin selalu berusaha memenuhi kebutuhan pesantren sehingga kemungkinan untuk membeli barang-barang itu (bahan peledak, red.) sangat kecil," katanya.
Dia mengaku cukup mengenal sosok Bahrudin meski tidak mengenal seluruh keluarganya, khususnya menantu Bahrudin yang hingga saat ini masih menjadi misteri.
Saat menikahkan anaknya, kata dia, Bahrudin hanya menggelar selamatan di masjid. Bahkan saat itu, tak ada warga yang mengetahui nama dan sosok menantu Bahrudin.
"Saya baru ingat kalau Pak Bahrudin punya menantu setelah kasus ini terkuak. Bahkan saat pernikahan itu, saya juga tak tahu yang mana menantu Pak Bahrudin," kata Mahfudz.
Disinggung mengenai aktivitas pesantren, dia mengatakan, saat ini mulai berjalan normal meski tidak ada siswa baru yang mendaftar.
Menurut dia, tidak adanya santri baru kemungkinan disebabkan adanya pemberitaan di berbagai media massa yang menyoroti Bahrudin Latif dan Pondok Pesantren "Al-Muaddib".
"Kemarin memang sempat sepi karena masih adanya renovasi mesjid sehingga para santri belum seluruhnya datang," katanya.
Secara terpisah, salah satu santri, Zaenab menyayangkan pemberitaan di berbagai media massa sehingga banyak calon santri yang membatalkan untuk mendaftar di pesantren tersebut.
Terkait sosok Bahrudin Latif, dia mengaku tidak menyangka kalau pemilik pesantren ini dituduh terlibat terorisme karena selama ini Bahrudin dikenal sangat baik terhadap para santri.
Disinggung mengenai materi pelajaran yang diajarkan di pesantren tersebut, dia mengatakan, materi pelajaran sama seperti pesantren lainnya.
"Kami di sini diajarkan bahasa Arab dan ilmu-ilmu keagamaan," katanya.
Dia mengharapkan, tiga unit komputer yang dibawa Densus 88 dapat segera dikembalikan lantaran perangkat tersebut sangat dibutuhkan dalam proses belajar santri.
Sementara itu Nurlela, istri Saefudin Zuhry --tersangka teroris yang ditangkap Densus 88 pada Minggu (21/6) dan merupakan keponakan Bahrudin Latif-- mengatakan, hal itu mungkin merupakan takdir suaminya.
"Mungkin ini sudah menjadi takdir. Kita serahkan semuanya kepada Allah," katanya.
Seperti yang diwartakan sebelumnya, Densus 88 menemukan sejumlah kantong plastik yang diduga berisi bahan peledak di pekarangan rumah Bahrudin Latif pada Selasa (14/7).
Bahan peledak berupa serbuk belerang dan potasium tersebut tersimpan dalam jerigen plastik yang ditimbun di dalam tanah bekas kolam yang berjarak sekitar 50 meter dari belakang rumah Bahrudin.
Selain itu, Densus juga menemukan beberapa peralatan elektronik, ayakan, dan alat tumbuk yang terbuat dari batu.
Sementara itu Bahrudin Latif yang menghilang beberapa hari sebelum rumahnya digerebek Densus 88 pada 23 Juni silam, hingga kini belum diketahui keberadaannya. (*)
Minggu, 19 Juli 2009 22:28 WIB | Peristiwa | Politik/Hankam | Dibaca 484 kali
Cilacap (ANTARA News) - Kerabat Bahrudin Latif tak yakin kalau pemilik Pondok Pesantren "Al-Muaddib" di Desa Pasuruhan, Kecamatan Binangun, Cilacap, Jawa Tengah, terlibat aksi terorisme dan pengeboman di Mega Kuningan, Jakarta, pada Jumat (17/7) silam.
"Saya tak percaya kalau Pak Bahrudin terlibat terorisme karena keseharian beliau sibuk di pesantren. Namun, kalau memang terlibat, itu di luar sepengetahuan saya," kata Pimpinan Yayasan Dakwah Islam "Al-Muaddib", Mahfudz saat dihubungi ANTARA, Minggu malam.
Dia mengaku sulit mempercayai keterlibatan Bahrudin dalam aksi terorisme meski di pekarangan rumah Bahrudin ditemukan bahan peledak yang konon mirip dengan bom yang meledak di Mega Kuningan.
Menurut dia, sosok Bahrudin sangat perhatian terhadap pesantren yang kondisinya sering kali kekurangan.
"Untuk kebutuhan operasional, pesantren ini selalu minus hingga Rp2,5 juta setiap bulannya. Pak Bahrudin selalu berusaha memenuhi kebutuhan pesantren sehingga kemungkinan untuk membeli barang-barang itu (bahan peledak, red.) sangat kecil," katanya.
Dia mengaku cukup mengenal sosok Bahrudin meski tidak mengenal seluruh keluarganya, khususnya menantu Bahrudin yang hingga saat ini masih menjadi misteri.
Saat menikahkan anaknya, kata dia, Bahrudin hanya menggelar selamatan di masjid. Bahkan saat itu, tak ada warga yang mengetahui nama dan sosok menantu Bahrudin.
"Saya baru ingat kalau Pak Bahrudin punya menantu setelah kasus ini terkuak. Bahkan saat pernikahan itu, saya juga tak tahu yang mana menantu Pak Bahrudin," kata Mahfudz.
Disinggung mengenai aktivitas pesantren, dia mengatakan, saat ini mulai berjalan normal meski tidak ada siswa baru yang mendaftar.
Menurut dia, tidak adanya santri baru kemungkinan disebabkan adanya pemberitaan di berbagai media massa yang menyoroti Bahrudin Latif dan Pondok Pesantren "Al-Muaddib".
"Kemarin memang sempat sepi karena masih adanya renovasi mesjid sehingga para santri belum seluruhnya datang," katanya.
Secara terpisah, salah satu santri, Zaenab menyayangkan pemberitaan di berbagai media massa sehingga banyak calon santri yang membatalkan untuk mendaftar di pesantren tersebut.
Terkait sosok Bahrudin Latif, dia mengaku tidak menyangka kalau pemilik pesantren ini dituduh terlibat terorisme karena selama ini Bahrudin dikenal sangat baik terhadap para santri.
Disinggung mengenai materi pelajaran yang diajarkan di pesantren tersebut, dia mengatakan, materi pelajaran sama seperti pesantren lainnya.
"Kami di sini diajarkan bahasa Arab dan ilmu-ilmu keagamaan," katanya.
Dia mengharapkan, tiga unit komputer yang dibawa Densus 88 dapat segera dikembalikan lantaran perangkat tersebut sangat dibutuhkan dalam proses belajar santri.
Sementara itu Nurlela, istri Saefudin Zuhry --tersangka teroris yang ditangkap Densus 88 pada Minggu (21/6) dan merupakan keponakan Bahrudin Latif-- mengatakan, hal itu mungkin merupakan takdir suaminya.
"Mungkin ini sudah menjadi takdir. Kita serahkan semuanya kepada Allah," katanya.
Seperti yang diwartakan sebelumnya, Densus 88 menemukan sejumlah kantong plastik yang diduga berisi bahan peledak di pekarangan rumah Bahrudin Latif pada Selasa (14/7).
Bahan peledak berupa serbuk belerang dan potasium tersebut tersimpan dalam jerigen plastik yang ditimbun di dalam tanah bekas kolam yang berjarak sekitar 50 meter dari belakang rumah Bahrudin.
Selain itu, Densus juga menemukan beberapa peralatan elektronik, ayakan, dan alat tumbuk yang terbuat dari batu.
Sementara itu Bahrudin Latif yang menghilang beberapa hari sebelum rumahnya digerebek Densus 88 pada 23 Juni silam, hingga kini belum diketahui keberadaannya. (*)
Admin- Forum Administrator
Reputasi : 0
Poin : 7370
Banyak Pemposan : 182
Sejak : 17.05.08
Lokasi : Jakarta | Bogor
Status Kawin : 1I2A
Pekerjaan | Profesi : IT
Hobi : 1001
Pesan : Tiap orang adalah pembeli dan penjual
Polda DIY Sisir Kantong Persembunyian Teroris
Minggu, 19 Juli 2009 21:20 WIB
Yogyakarta (ANTARA News) - Polda Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menerjunkan pasukan elit untuk menyisir kantong-kantong rawan yang dicurigai menjadi tempat persembunyian kelompok teroris maupun pelaku kejahatan lainnya pascateror bom di Jakarta, Jumat (17/7).
"Kapolda DIY Brigjen Pol Sunaryono telah memanggil seluruh kepala satuan wilayah (Kasatwil) mulai dari Kapoltabes Yogyakarta, Kapolres, Kasat Brimob, Komandan Densus 88 Polda DIY dan para perwira di jajaran Reskrim maupun Intelkam. Mereka diminta meningkatkan kewaspadaan dan menyisir tempat rawan yang diduga menjadi tempat persembunyian teroris," kata Kepala Bidang Humas Polda DIY, AKBP Anny Pudjiastuti, Minggu.
Menurut dia, arahan khusus dari Kapolda DIY tersebut dimaksudkan untuk antisipasi keamanan pascaledakan bom di Jakarta dan Pemilu Presiden (Pilpres) 2009 yang rawan terjadi gangguan keamamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas).
"Selain kantong-kantong rawan, objek vital dan pusat kosentrasi masyarakat seperti pusat perbelanjaan baik pasar modern maupun tradisional dan Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) juga mendapat perhatian serius," katanya.
Ia mengatakan, untuk masing-masing satuan wilayah diwajibkan untuk menerjunkan personel sekitar dua pertiga kekuatan yang dimiliki.
"Begitu juga untuk Samapta, personel yang melakukan patroli keamanan juga ditambah jumlahnya serta menempatkan mereka untuk membantu petugas keamanan (security) di sejumlah tempat rawan seperti bandara, kantor pemerintah, kantor layanan publik maupun kantor PLN dan Pertamina serta lingkungan hotel berbintang," katanya.
Anny mengatakan, Yogyakarta sebagai kota pariwisata selama ini banyak mendapat kunjungan wisatawan mancanegara maupun wisatawan domestik sehingga pengamanan obyek wisata juga menjadi prioritas.
"Pada intinya Polda DIY tidak ingin kebobolan, sehingga seluruh kemampuan dikerahkan untuk mengantisipasi gangguan keamanan termasuk melindungi wisatawan yang berkunjung ke Yoagyakarta. Diharapkan dengan pengamanan ini kondisi keamanan Yogyakarta tetap kondusif," katanya.
Ia menambahkan, peningkatan pengamanan ini tidak terbatas waktunya karena didasarkan pada perkembangan situasi di lapangan.
"Status Siaga I yang merupakan rangkaian pengamanan Pilpres sebenarnya berakhir pada Oktober nanti atau setelah pelantikan presiden terpilih, namun berkaitan dengan kejadian pemboman di Jakarta maka peningkatan pengamanan ini tergantung situasi di lapangan dan sampai benar-benar dinyatakan kondusif," katanya. (*)
Minggu, 19 Juli 2009 21:20 WIB
Yogyakarta (ANTARA News) - Polda Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menerjunkan pasukan elit untuk menyisir kantong-kantong rawan yang dicurigai menjadi tempat persembunyian kelompok teroris maupun pelaku kejahatan lainnya pascateror bom di Jakarta, Jumat (17/7).
"Kapolda DIY Brigjen Pol Sunaryono telah memanggil seluruh kepala satuan wilayah (Kasatwil) mulai dari Kapoltabes Yogyakarta, Kapolres, Kasat Brimob, Komandan Densus 88 Polda DIY dan para perwira di jajaran Reskrim maupun Intelkam. Mereka diminta meningkatkan kewaspadaan dan menyisir tempat rawan yang diduga menjadi tempat persembunyian teroris," kata Kepala Bidang Humas Polda DIY, AKBP Anny Pudjiastuti, Minggu.
Menurut dia, arahan khusus dari Kapolda DIY tersebut dimaksudkan untuk antisipasi keamanan pascaledakan bom di Jakarta dan Pemilu Presiden (Pilpres) 2009 yang rawan terjadi gangguan keamamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas).
"Selain kantong-kantong rawan, objek vital dan pusat kosentrasi masyarakat seperti pusat perbelanjaan baik pasar modern maupun tradisional dan Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) juga mendapat perhatian serius," katanya.
Ia mengatakan, untuk masing-masing satuan wilayah diwajibkan untuk menerjunkan personel sekitar dua pertiga kekuatan yang dimiliki.
"Begitu juga untuk Samapta, personel yang melakukan patroli keamanan juga ditambah jumlahnya serta menempatkan mereka untuk membantu petugas keamanan (security) di sejumlah tempat rawan seperti bandara, kantor pemerintah, kantor layanan publik maupun kantor PLN dan Pertamina serta lingkungan hotel berbintang," katanya.
Anny mengatakan, Yogyakarta sebagai kota pariwisata selama ini banyak mendapat kunjungan wisatawan mancanegara maupun wisatawan domestik sehingga pengamanan obyek wisata juga menjadi prioritas.
"Pada intinya Polda DIY tidak ingin kebobolan, sehingga seluruh kemampuan dikerahkan untuk mengantisipasi gangguan keamanan termasuk melindungi wisatawan yang berkunjung ke Yoagyakarta. Diharapkan dengan pengamanan ini kondisi keamanan Yogyakarta tetap kondusif," katanya.
Ia menambahkan, peningkatan pengamanan ini tidak terbatas waktunya karena didasarkan pada perkembangan situasi di lapangan.
"Status Siaga I yang merupakan rangkaian pengamanan Pilpres sebenarnya berakhir pada Oktober nanti atau setelah pelantikan presiden terpilih, namun berkaitan dengan kejadian pemboman di Jakarta maka peningkatan pengamanan ini tergantung situasi di lapangan dan sampai benar-benar dinyatakan kondusif," katanya. (*)
Admin- Forum Administrator
Reputasi : 0
Poin : 7370
Banyak Pemposan : 182
Sejak : 17.05.08
Lokasi : Jakarta | Bogor
Status Kawin : 1I2A
Pekerjaan | Profesi : IT
Hobi : 1001
Pesan : Tiap orang adalah pembeli dan penjual
Kerabat Tak Yakin Bahrudin Terlibat Aksi Terorisme
Minggu, 19 Juli 2009 22:28 WIB
Cilacap (ANTARA News) - Kerabat Bahrudin Latif tak yakin kalau pemilik Pondok Pesantren "Al-Muaddib" di Desa Pasuruhan, Kecamatan Binangun, Cilacap, Jawa Tengah, terlibat aksi terorisme dan pengeboman di Mega Kuningan, Jakarta, pada Jumat (17/7) silam.
"Saya tak percaya kalau Pak Bahrudin terlibat terorisme karena keseharian beliau sibuk di pesantren. Namun, kalau memang terlibat, itu di luar sepengetahuan saya," kata Pimpinan Yayasan Dakwah Islam "Al-Muaddib", Mahfudz saat dihubungi ANTARA, Minggu malam.
Dia mengaku sulit mempercayai keterlibatan Bahrudin dalam aksi terorisme meski di pekarangan rumah Bahrudin ditemukan bahan peledak yang konon mirip dengan bom yang meledak di Mega Kuningan.
Menurut dia, sosok Bahrudin sangat perhatian terhadap pesantren yang kondisinya sering kali kekurangan.
"Untuk kebutuhan operasional, pesantren ini selalu minus hingga Rp2,5 juta setiap bulannya. Pak Bahrudin selalu berusaha memenuhi kebutuhan pesantren sehingga kemungkinan untuk membeli barang-barang itu (bahan peledak, red.) sangat kecil," katanya.
Dia mengaku cukup mengenal sosok Bahrudin meski tidak mengenal seluruh keluarganya, khususnya menantu Bahrudin yang hingga saat ini masih menjadi misteri.
Saat menikahkan anaknya, kata dia, Bahrudin hanya menggelar selamatan di masjid. Bahkan saat itu, tak ada warga yang mengetahui nama dan sosok menantu Bahrudin.
"Saya baru ingat kalau Pak Bahrudin punya menantu setelah kasus ini terkuak. Bahkan saat pernikahan itu, saya juga tak tahu yang mana menantu Pak Bahrudin," kata Mahfudz.
Disinggung mengenai aktivitas pesantren, dia mengatakan, saat ini mulai berjalan normal meski tidak ada siswa baru yang mendaftar.
Menurut dia, tidak adanya santri baru kemungkinan disebabkan adanya pemberitaan di berbagai media massa yang menyoroti Bahrudin Latif dan Pondok Pesantren "Al-Muaddib".
"Kemarin memang sempat sepi karena masih adanya renovasi mesjid sehingga para santri belum seluruhnya datang," katanya.
Secara terpisah, salah satu santri, Zaenab menyayangkan pemberitaan di berbagai media massa sehingga banyak calon santri yang membatalkan untuk mendaftar di pesantren tersebut.
Terkait sosok Bahrudin Latif, dia mengaku tidak menyangka kalau pemilik pesantren ini dituduh terlibat terorisme karena selama ini Bahrudin dikenal sangat baik terhadap para santri.
Disinggung mengenai materi pelajaran yang diajarkan di pesantren tersebut, dia mengatakan, materi pelajaran sama seperti pesantren lainnya.
"Kami di sini diajarkan bahasa Arab dan ilmu-ilmu keagamaan," katanya.
Dia mengharapkan, tiga unit komputer yang dibawa Densus 88 dapat segera dikembalikan lantaran perangkat tersebut sangat dibutuhkan dalam proses belajar santri.
Sementara itu Nurlela, istri Saefudin Zuhry --tersangka teroris yang ditangkap Densus 88 pada Minggu (21/6) dan merupakan keponakan Bahrudin Latif-- mengatakan, hal itu mungkin merupakan takdir suaminya.
"Mungkin ini sudah menjadi takdir. Kita serahkan semuanya kepada Allah," katanya.
Seperti yang diwartakan sebelumnya, Densus 88 menemukan sejumlah kantong plastik yang diduga berisi bahan peledak di pekarangan rumah Bahrudin Latif pada Selasa (14/7).
Bahan peledak berupa serbuk belerang dan potasium tersebut tersimpan dalam jerigen plastik yang ditimbun di dalam tanah bekas kolam yang berjarak sekitar 50 meter dari belakang rumah Bahrudin.
Selain itu, Densus juga menemukan beberapa peralatan elektronik, ayakan, dan alat tumbuk yang terbuat dari batu.
Sementara itu Bahrudin Latif yang menghilang beberapa hari sebelum rumahnya digerebek Densus 88 pada 23 Juni silam, hingga kini belum diketahui keberadaannya. (*)
Minggu, 19 Juli 2009 22:28 WIB
Cilacap (ANTARA News) - Kerabat Bahrudin Latif tak yakin kalau pemilik Pondok Pesantren "Al-Muaddib" di Desa Pasuruhan, Kecamatan Binangun, Cilacap, Jawa Tengah, terlibat aksi terorisme dan pengeboman di Mega Kuningan, Jakarta, pada Jumat (17/7) silam.
"Saya tak percaya kalau Pak Bahrudin terlibat terorisme karena keseharian beliau sibuk di pesantren. Namun, kalau memang terlibat, itu di luar sepengetahuan saya," kata Pimpinan Yayasan Dakwah Islam "Al-Muaddib", Mahfudz saat dihubungi ANTARA, Minggu malam.
Dia mengaku sulit mempercayai keterlibatan Bahrudin dalam aksi terorisme meski di pekarangan rumah Bahrudin ditemukan bahan peledak yang konon mirip dengan bom yang meledak di Mega Kuningan.
Menurut dia, sosok Bahrudin sangat perhatian terhadap pesantren yang kondisinya sering kali kekurangan.
"Untuk kebutuhan operasional, pesantren ini selalu minus hingga Rp2,5 juta setiap bulannya. Pak Bahrudin selalu berusaha memenuhi kebutuhan pesantren sehingga kemungkinan untuk membeli barang-barang itu (bahan peledak, red.) sangat kecil," katanya.
Dia mengaku cukup mengenal sosok Bahrudin meski tidak mengenal seluruh keluarganya, khususnya menantu Bahrudin yang hingga saat ini masih menjadi misteri.
Saat menikahkan anaknya, kata dia, Bahrudin hanya menggelar selamatan di masjid. Bahkan saat itu, tak ada warga yang mengetahui nama dan sosok menantu Bahrudin.
"Saya baru ingat kalau Pak Bahrudin punya menantu setelah kasus ini terkuak. Bahkan saat pernikahan itu, saya juga tak tahu yang mana menantu Pak Bahrudin," kata Mahfudz.
Disinggung mengenai aktivitas pesantren, dia mengatakan, saat ini mulai berjalan normal meski tidak ada siswa baru yang mendaftar.
Menurut dia, tidak adanya santri baru kemungkinan disebabkan adanya pemberitaan di berbagai media massa yang menyoroti Bahrudin Latif dan Pondok Pesantren "Al-Muaddib".
"Kemarin memang sempat sepi karena masih adanya renovasi mesjid sehingga para santri belum seluruhnya datang," katanya.
Secara terpisah, salah satu santri, Zaenab menyayangkan pemberitaan di berbagai media massa sehingga banyak calon santri yang membatalkan untuk mendaftar di pesantren tersebut.
Terkait sosok Bahrudin Latif, dia mengaku tidak menyangka kalau pemilik pesantren ini dituduh terlibat terorisme karena selama ini Bahrudin dikenal sangat baik terhadap para santri.
Disinggung mengenai materi pelajaran yang diajarkan di pesantren tersebut, dia mengatakan, materi pelajaran sama seperti pesantren lainnya.
"Kami di sini diajarkan bahasa Arab dan ilmu-ilmu keagamaan," katanya.
Dia mengharapkan, tiga unit komputer yang dibawa Densus 88 dapat segera dikembalikan lantaran perangkat tersebut sangat dibutuhkan dalam proses belajar santri.
Sementara itu Nurlela, istri Saefudin Zuhry --tersangka teroris yang ditangkap Densus 88 pada Minggu (21/6) dan merupakan keponakan Bahrudin Latif-- mengatakan, hal itu mungkin merupakan takdir suaminya.
"Mungkin ini sudah menjadi takdir. Kita serahkan semuanya kepada Allah," katanya.
Seperti yang diwartakan sebelumnya, Densus 88 menemukan sejumlah kantong plastik yang diduga berisi bahan peledak di pekarangan rumah Bahrudin Latif pada Selasa (14/7).
Bahan peledak berupa serbuk belerang dan potasium tersebut tersimpan dalam jerigen plastik yang ditimbun di dalam tanah bekas kolam yang berjarak sekitar 50 meter dari belakang rumah Bahrudin.
Selain itu, Densus juga menemukan beberapa peralatan elektronik, ayakan, dan alat tumbuk yang terbuat dari batu.
Sementara itu Bahrudin Latif yang menghilang beberapa hari sebelum rumahnya digerebek Densus 88 pada 23 Juni silam, hingga kini belum diketahui keberadaannya. (*)
|
|
Mon 16 Jul 2012, 11:31 by Hery R Suryo
» PARKIR DI MEGA MALL KACA MOBIL DIPECAH MALING
Sun 15 Jul 2012, 23:35 by Hery R Suryo
» tehniksi AC
Tue 22 May 2012, 01:13 by vendrik
» Pusat Franchise Murah Jagung manis,susu kedelai,es krim,teh,kopi,coklat,Jus Terkenal
Sun 07 Aug 2011, 17:28 by revoindonesia
» Peluang Jagung & Potensi susu kedelai
Sun 07 Aug 2011, 17:25 by revoindonesia
» SARAN: Keamanan Mall
Wed 29 Jun 2011, 17:51 by DH
» Ana Bodoh - Ayah Bodoh
Wed 29 Jun 2011, 14:49 by alexander
» SARAN: Warning AOWA
Mon 10 Jan 2011, 13:49 by handayani
» ESAI: Negara Manakah Terkaya di Dunia?
Wed 01 Sep 2010, 00:40 by Administrator
» Shuttle Bus MMBC vs London Bus
Mon 19 Apr 2010, 18:06 by Amy_phang226
» UCAPAN: Selamat Natal & Tahun Baru
Fri 25 Dec 2009, 05:08 by Administrator
» UCAPAN: Selamat 'Iydul Fithri - Mohon Ma'af Lahir dan Bathin
Sat 26 Sep 2009, 08:08 by Administrator
» KULTUM: SHILATURRAHIMI: Kenapa? Untuk Apa? Bagaimana?
Sat 26 Sep 2009, 07:38 by Administrator
» INFO: Hari-Raya Lebaran | 'Iydul Fithri 1 Syawal 1430 H = 20 September 2009 M
Wed 16 Sep 2009, 18:28 by Administrator
» LENSA: Wujud Nyata Toleransi Antar Umat Beragama
Fri 28 Aug 2009, 07:53 by Administrator
» PUASA: Jadwal Sholat dan Imsyak Ramadhan Seluruh Wilayah Indonesia
Sun 23 Aug 2009, 16:37 by Administrator
» FOTO: Cuplikan Galeri Foto MMBC #012: IndoMilk Fun Day
Tue 28 Jul 2009, 13:32 by Admin
» FOTO: Cuplikan Galeri Foto MMBC #011: Lomba Jarimatika SeBatam 2009
Tue 28 Jul 2009, 13:20 by Admin
» FOTO: Cuplikan Galeri Foto MMBC #010: BASIC
Tue 28 Jul 2009, 13:15 by Admin
» FOTO: Cuplikan Galeri Foto MMBC #008: Audisi Bintang Indonesia
Tue 28 Jul 2009, 13:00 by Admin
» FOTO: Cuplikan Galeri Foto MMBC #009: Modern Home Sweet Living Exhibition 2009
Tue 28 Jul 2009, 12:51 by Admin
» FOTO: Cuplikan Galeri Foto MMBC #007: Atraksi Ban
Tue 28 Jul 2009, 12:26 by Admin
» FOTO: Cuplikan Galeri Foto MMBC #006: Sekolah Djuwita National Plus
Tue 28 Jul 2009, 12:06 by Admin
» FOTO: Cuplikan Galeri Foto MMBC #005: Gelar Seni-Budaya dan Atraksi Pencak-Silat Serumpun
Tue 28 Jul 2009, 11:43 by Admin
» FOTO: Cuplikan Galeri Foto MMBC #004: Road To Champions
Tue 28 Jul 2009, 11:27 by Admin
» FOTO: Cuplikan Galeri Foto MMBC #003: Fun Day
Tue 28 Jul 2009, 11:16 by Admin
» FOTO: Cuplikan Galeri Foto MMBC #002: Management Event
Tue 28 Jul 2009, 11:06 by Admin
» FOTO: Cuplikan Galeri Foto MMBC #001: MMBC Personnel
Tue 28 Jul 2009, 10:25 by Admin
» INFO: Galeri Foto MMBC
Tue 28 Jul 2009, 09:55 by Admin
» RELIGI: Merenung Sejenak
Mon 20 Jul 2009, 13:25 by DH
» INFO: Uang Pecahan Baru Rp 2.000
Mon 20 Jul 2009, 08:15 by Admin
» NEWS: Jakarta Kembali Diguncang Teror Bom 17-07-09
Mon 20 Jul 2009, 08:10 by Admin
» DAFTAR: Provinsi Indonesia
Mon 20 Jul 2009, 07:43 by Admin
» SERBA-SERBI: Sesal Dahulu Pendapatan. Sesal Kemudian Tak Berguna
Mon 20 Jul 2009, 07:03 by Admin
» NEW FORUMER: Lam Kenal Cemuanya
Mon 20 Jul 2009, 06:58 by Admin
» KONFERENSI PERS SBY: INFO BIN: SBY Akan Ditembak Teroris di Kepala
Mon 20 Jul 2009, 06:51 by Admin
» UNIK: A Very Special Time Forever: 12:34:56 07/08/09
Sun 19 Jul 2009, 07:26 by Admin
» UCAPAN: Selamat Datang
Tue 14 Jul 2009, 05:47 by Admin
» INFO: Peta Jalan Darat RanMor Jawa - Bali dan Jarak Antar Kota
Sat 11 Jul 2009, 08:59 by Admin
» LENSA: Presiden Indonesia
Thu 09 Jul 2009, 03:49 by Admin
» TEKNOLOGI: Kasus Prita dan Teknologi Marketing 2.0
Tue 30 Jun 2009, 13:58 by Admin
» MMBC: Kompetisi Blogger
Fri 15 May 2009, 13:33 by Admin
» WTA: Harga Sewa di Mega Mall Batam Centre
Fri 20 Feb 2009, 17:09 by Tamu
» UCAPAN SELAMAT: Merayakan Cap Go Meh 2560
Sun 08 Feb 2009, 15:56 by Admin
» UCAPAN SELAMAT: Tahun Baru imlek 2560: Gong Xi Fat Cai
Mon 26 Jan 2009, 06:25 by Admin
» UCAPAN SELAMAT: Tahun Baru imlek 2560: Gong Xi Fat Cai
Mon 26 Jan 2009, 06:22 by Admin
» saran untuk management MMBC
Sat 27 Dec 2008, 17:49 by HellScreamers
» Minum kopinya bukan cangkirnya
Thu 27 Nov 2008, 19:32 by DH
» Apalah artinya HARTA namun keluarga dilupakan ? cuplikan dari kutafx
Thu 21 Aug 2008, 09:40 by DH
» Hotel Puri Saron Baruna
Wed 20 Aug 2008, 14:11 by DH