Renungan St Henderikus Balzano

mb marlene shinta h wrote:
Renungan Pagi
Selasa, 10 Juni 2008
St. Hendrikus Balzano

PEMBAWA BERKAT
(by: ac, skolastikat msc pineleng, "percikan hati"/jun'08, dan ziarah batin 2008)

BACAAN PERTAMA – 1 Raj. 17:7-16;

MAZMUR TANGGAPAN – Mazmur 4:2-8;
Refren: Biarlah cahaya wajah-Mu menyinari kami, ya Tuhan...

BACAAN INJIL – Matius 5:13-16;
"Kamu adalah garam dunia. Jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan? Tidak ada lagi gunanya selain dibuang dan diinjak orang. Kamu adalah terang dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi. Lagipula orang tidak menyalakan pelita lalu meletakkannya di bawah gantang, melainkan di atas kaki dian sehingga menerangi semua orang di dalam rumah itu. Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga."

INSPIRASI BATIN
Dikisahkan ada seorang pengembara, pada suatu ketika di dalam pengembaraannya itu ia merasa lapar. Kebetulan di dekat situ ada sebuah rumah makan. Ia pun memesan seporsi nasi campur. Dengan cepat ia mulai melahapnya. Namun betapa kagetnya ia karena makanan yang disantapnya terasa hambar, tak ada rasanya. Ia pun segera memanggil pelayan dan meminta sedikit garam untuk menyedapkan makanannya. Saudara yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus, Injil pada hari ini berbicara tentang garam dan terang dunia. Kamu adalah garam dunia. Jika garam itu menjadi tawar dengan apakah ia diasinkan? Kamu adalah terang dunia, demikianlah hendaknya terangmu itu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu dan memuliakan Bapamu yang di surga.

Hidup kita harus menjadi garam dan terang dunia. Menjadi garam berarti kita harus membuat hidup ini menjadi lebih sedap. Menjadi terang berarti kita harus memberikan terang bagi orang yang tinggal di dalam kegelapan. Dewasa ini banyak orang mengalami banyak beban dan penderitaan, entah akibat tekanan ekonomi dalam rumah tangga, penderitaan karena sakit penyakit, penderitaan karena tekanan psikologis dan seribu satu macam penderitaan lainnya.

Saudara yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus, sudah sejauh mana kita mampu menjadi garam bagi sesama kita yang mengalami kepahitan hidup, mereka yang mengalami dan merasakan hambarnya hidup ini, mereka yang mengalami kegelapan dalam hidup ini. Apakah kita sudah menjadi garam dan terang bagi mereka atau justru kitalah yang menyebabkan hidup sesama kita menjadi hambar dan gelap?

Kita dipanggil untuk memberikan rasa nyaman, rasa enak dan terang bagi sesama kita, terutama mereka yang paling dekat dengan kita, baik di dalam keluarga, komunitas dan masyarakat. Kehadiran kita harus membuat orang merasa enak dan nyaman.

Doa:
Jadikanlah aku, ya Tuhan, pembawa berkat dan sukacita bagi sesama di sekitarku. Amin.

Niatku:
Aku akan selalu meneliti cara hidupku, jangan sampai aku menjadi beban bagi sesamaku.

Save:
JADILAH PRIBADI YANG MEMBAWA TERANG KEHIDUPAN DAN SUKACITA DI KELUARGA DAN LINGKUNGAN TEMPAT AKTIVITAS ANDA.

Tuhan memberkati!